Memasang Tangki Air di Rumah DYNO TANK
Posted by AZYT on 17.01 with 2 comments
Tandon Air DYNO TANK, bagi saya, merupakan salah satu perangkat yang memiliki peran penting untuk diusahakan keberadaannya di rumah. Fungsinya sangat sederhana, yaitu sebagai media / wadah penyimpan cadangan air bersih.
Namun, jika diperhatikan secara seksama, manfaat yang dapat diperoleh oleh penghuni rumah pemakai Tandon Air DYNO TANK, lebih dari sekedar tetap tersedianya air bersih untuk selang waktu tertentu ketika pasokan air dari PAM / PDAM terhenti. Salah satu manfaat yang cukup besar tetapi luput dari perhatian adalah menjadikan fisik rangkaian pemipaan air di rumah tetap terjaga keawetan-nya.
Adakah hal-hal yang perlu diperhatikan seandainya kita hendak memasang tangki air di rumah?
Kapasitas Tandon Air DYNO TANK
Tandon Air DYNO TANK, atau lebih populer dengan sebutan tandon / toren, diproduksi dalam beberapa kapasitas. Anda bisa menemukan berbagai ukuran kapasitas dari tandon air di situs / blog yang menjualnya. Atau, dapat juga menghitungnya sendiri, terutama bagi yang telah memasangnya di rumah.
Pertanyaannya, berapa kapasitas Tandon Air DYNO TANK yang kita butuhkan di rumah?
Pertanyaan yang terlihat sepele. Awalnya, saya pun menganggap pertanyaan seperti itu terlalu berlebihan. Namun, setelah beberapa tahun kemudian, saya baru memerhatikan bahwa terselip kebenaran dari pertanyaan tersebut. Pada saat pasokan air PAM terhenti, banyak pemilik rumah yang kelimpungan mencari tambahan cadangan air bersih karena air dalam tangki mereka sudah habis terpakai. Setelah beberapa kali mendapatkan kejadian serupa, saya melihat, perlu untuk memperhitungkan besar kapasitas tangki air yang seharusnya terpasang di sebuah rumah.
Saya pernah membahas mengenai jumlah rata-rata kebutuhan air seseorang dalam sehari, yaitu 233 liter per hari. Nilai ini bisa digunakan sebagai standar kebutuhan pemakaian dalam sehari dalam kondisi ideal. Bagaimana rupa / wujud dari kondisi “ideal” yang di maksud? Hanya berupa garis besar pemakaian untuk memenuhi kebutuhan utama sehari-hari saja. Pada prakteknya, rata-rata pemakaian air satu orang dengan lainnya memang berbeda, tetapi nilainya tidak terpaut jauh.
Namun demikian, ada satu keadaan yang (umumnya) terjadi sekali dalam sebulan dengan jumlah pemakaian air yang cukup besar, yaitu periode masa “menstruasi” pada perempuan dewasa. Ini adalah satu situasi yang “terlihat normal”, tetapi (sebenarnya) memerlukan perhatian dan perlakuan yang “cukup istimewa”.
Merupakan satu kesalahan seandainya ada pemikiran yang meremehkan hal tersebut. Situasi yang demikian, sudah pasti terjadi pada seorang perempuan dewasa selama satu periode – sekali dalam sebulan. Dibutuhkan volume air dalam jumlah cukup besar selama masa periode itu berlangsung, dan (apa pun alasannya) tetap harus dipenuhi. Ini adalah kondisi “normal” dan “seharusnya terjadi” dari kebutuhan akan air bagi seorang perempuan. Jangan pernah berpikir untuk meremehkan, apalagi hingga mengabaikannya.
Jadi…, berapa jumlah air yang sebenarnya kita perlukan? Kita dapat menggunakan standar nilai 233 liter per hari namun dengan catatan harus tersedia juga nilai cadangannya.
Misalnya, untuk mencadangkan kebutuhan pemakaian air secara umum bagi satu orang di sebuah rumah dalam sehari, perlu dipersiapkan wadah untuk menampung volume air sebanyak 233 liter. Untuk seorang perempuan, perlu dipersiapkan wadah yang bisa menampung volume air kira-kira 1/4 lebih besar dari 233 liter atau 1/4 x 233 = 58,25 liter. Sehingga, besaran kapasitas volume wadah penampung cadangan air yang perlu dipersiapkan untuk seorang perempuan adalah 233 + 58,25 = 291,25 liter. Nilai 1/4 ini saya hitung berdasarkan perkiraan rata-rata lama waktu masa periode berlangsungnya menstruasi selama 1 minggu dalam sebulan, yang mana dalam satu bulan terdiri dari 4 minggu.
Rumah dengan jumlah penghuni sebanyak 4 orang, akan memerlukan standar kapasitas wadah penampung cadangan air sebesar 4 x 233 = 932 liter. Jika 3 dari 4 penghuni rumah adalah perempuan, maka diperlukan wadah penampung cadangan air dengan kapasitas lebih besar 58,25 x 3 = 174,75 liter (dibulatkan menjadi 175 liter) dari 932 liter. Sehingga, total kapasitas wadah penampung cadangan air yang dibutuhkan sebenarnya adalah 932 + 175 = 1.107 liter. Itulah nilai kapasitas minimum dari tandon air DYNO TANK yang dibutuhkan. Anda bisa menghitungnya sendiri sesuai dengan kondisi penghuni di rumah saat ini.
Seandainya kita menginginkan untuk bisa memiliki cadangan air yang bisa mem-backup terhentinya pasokan air PAM selama 24 jam, nilai minimum kapasitas tangki air yang telah dihitung cukup dikalikan dengan 2 (dua). Dimana, dalam contoh di atas menjadi 1.107 x 2 = 2.214 liter. Pemahaman dari “bisa mem-backup selama 24 jam” adalah minimum waktu yang tersedia untuk kita supaya bisa mendapatkan dan menggunakan air secara normal. Pada prakteknya, air yang tersedia untuk itu bisa untuk pemakaian melebihi waktu 24 jam. Karena, ada jeda waktu dimana tidak terjadi pemakaian air, yaitu di saat kita sedang tidur.
Membuat instalasi tangki untuk mencadangkan air sebanyak 2.214 liter, bukan berarti harus dengan menggunakan “satu” tangki berkapasitas minimum 2.214 liter. Kita tidak perlu terpaku untuk menyediakan “satu” tangki air berkapasitas minimum sebesar itu. Kita bisa membagi menjadi dua tangki berkapasitas 1.107 liter atau bahkan tiga hingga empat unit tangki dengan total kapasitas seluruh tangki mencapai sebesar 2.214 liter. Kemudian, tinggal mengatur teknik pemipaan yang menghubungkan antar tangki-tangki tersebut hingga akhirnya terhubung dengan jaringan pipa dalam rumah.
Bagaimana jika hanya menggunakan satu atau beberapa tangki air dengan total kapasitas 1.107 liter saja? Berapa banyak sisa air yang bisa tersedia di saat pasokan air PAM terhenti?
Berada di kisaran 500 liter untuk waktu pemakaian normal antara 6 hingga 12 jam.
Posisi ketinggian tangki air DYNO TANK
Menentukan letak posisi tangki air merupakan hal yang, bisa di bilang, “gampang-gampang susah”. Mengapa? Sebagaimana fungsinya sebagai wadah untuk menyimpan cadangan air bersih, tangki air dapat diletakkan dimana saja. Selama berada di atas permukaan area yang rata dan kuat untuk menahan beban kuantitas air yang dikandungnya, tidak akan ada masalah berarti. Tetapi, hal tersebut mulai menjadi rumit saat kita hendak menggunakan cadangan air bersih yang terdapat di dalamnya.
Kekuatan tekanan semburan air yang dikeluarkan dari dalam tangki, sangat bergantung pada dua hal : kuantitas air dan posisi ketinggian tangki. Jadi, jika kita sebelumnya mengandalkan tekanan air berdasarkan kekuatan aliran air yang di distribusikan oleh PAM, maka pada kasus penggunaan tangki air kita harus bisa menciptakan sendiri kekuatan tekanan air tersebut. Pompa air merupakan solusi terbaik untuk mengatasi masalah lemahnya kekuatan tekanan air yang dihasilkan dari tangki air. Namun demikian, dalam praktek sehari-hari, pemakaian air secara umum di rumah tidak selalu membutuhkan tekanan air yang kuat.
Secara garis besar, ada tiga kondisi tekanan air yang dihasilkan dari tangki air berdasarkan posisi peletakan ketinggian tangki air itu sendiri tanpa bantuan pompa / mesin air. Penentuan posisi ketinggian ini berdasarkan rentang jarak antara dua titik, yaitu : titik keluaran keran air dalam rumah dengan titik keluaran air di bagian bawah tangki air.
Deskripsi posisi ketinggian tangki air di bawah ini, di dasarkan menggunakan tangki air berkapasitas 500 liter (0,5 m³). Untuk kapasitas tangki di atas itu, maka kekuatan tekanan air yang dihasilkan akan lebih besar. Dan, kondisi sebaliknya akan terjadi pada tangki berkapasitas di bawah 500 liter :
1. Jarak 2 ~ 3 meter.
Tekanan air yang dihasilkan sangat rendah.
Bisa dikatakan hanya berguna pada skala membasuh atau membuat sesuatu
menjadi basah. Bukan mencuci atau membersihkan sesuatu dari kotoran.
Walau pun bisa digunakan untuk keperluan mencuci, tetap dibutuhkan
bantuan tenaga manusia agar kotoran dapat terlepas dengan mudah.
Keuntungan yang bisa diperoleh dari tekanan air seperti ini adalah
jumlah pemakaian air relatif lebih sedikit. Atau bisa disebut dengan
“hemat air”, karena jumlah keluaran air yang dihasilkan berada pada
kisaran 3 – 5 liter per menit.
2. Jarak 4 ~ 6 meter.
Tekanan air pada rentang jarak ini bisa
disebut ideal. Tingkat kekuatan tekanan air yang dihasilkan mampu untuk
“melontarkan” air (menggunakan nozzle) hingga jarak 5 – 6 meter dari
titik keluaran keran air. Kekuatan seperti itu akan memudahkan saat air
digunakan untuk keperluan mencuci mobil atau membersihkan / menyapu
kotoran di sekitar area bagian luar rumah. Disamping itu, karena tekanan
yang dihasilkan tanpa menggunakan bantuan pompa air, maka jumlah air
yang dikeluarkan pun relatif lebih sedikit dibandingkan dengan
menggunakan pompa air. Namun demikian, meski memiliki kekuatan, tekanan
air pada rentang jarak ini tidak dapat diandalkan untuk menghidupkan
pemanas air (water heater).
3. Jarak 7 meter – diatasnya.
Mulai jarak ketinggian tangki 7 meter dari
posisi letak keluaran air, kekuatan tekanan air yang dihasilkan mampu
untuk menyalakan water heater. Sangat menyenangkan memiliki kondisi
tekanan air seperti ini, karena kekuatan tekanan air bisa digunakan
untuk hampir segala kebutuhan tanpa bantuan pompa air. Tetapi, harus
kita ingat juga, bahwa semakin tinggi tekanan air yang dihasilkan, maka
semakin banyak jumlah liter air per menit yang dikeluarkan. Jadi, kita
harus menyikapi dengan bijaksana pemakaian air pada tingkat kekuatan
ini, karena memiliki kecenderungan membuat pemakaian air menjadi boros.
Diantara ketiga posisi deskripsi ketinggian tangki di atas, pilihan
posisi nomor 1 dan 2 cenderung banyak digunakan di rumah tinggal. Alasan
terbesar-nya adalah sama, yaitu lebih mudah menangani perawatan dan
pemeliharaan tangki. Semakin tinggi posisi tangki air, semakin sulit
untuk menangani perawatan dan pemeliharaannya. Untuk masalah kekuatan
tekanan air, bisa disiasati dengan menggunakan pompa air, yang biasanya
juga hanya untuk memenuhi satu tujuan yang sama, yaitu menyalakan water
heater.Jadi… mana diantara ketiga pilihan posisi ketinggian tersebut yang paling ideal untuk diterapkan di rumah? Parameter yang terutama harus dijadikan pedoman untuk itu adalah sebuah kondisi dimana anda bisa mengerjakan seluruh pemeliharaan dan perawatan tangki air secara mandiri. Tanpa bantuan orang lain. Dengan demikian, anda menghilangkan ketergantungan pada pihak di luar saat kondisi air dalam tangki membutuhkan penanganan secara cepat. Karena, kebutuhan akan air bersih yang kita gunakan setiap hari, menurut saya, tidak bisa menunggu / menyesuaikan dengan waktu kesibukan orang lain.
Tidak ada data perhitungan secara ilmiah dari definisi kekuatan tekanan air berdasarkan letak posisi ketinggian tangki air sebagaimana telah diterangkan di atas. Semua itu diperoleh dari pengalaman saat mengikuti seorang pemborong yang sedang mengerjakan proyek pembangunan beberapa rumah tinggal. Ada 3 rumah berbeda kondisi yang saya ikuti perkembangan teknik pemipaan air-nya. Mulai dari awal hingga akhir. Berdasarkan perbandingan ke-3 rumah itulah saya menyimpulkan definisi kekuatan tekanan air di atas.
Kekuatan struktur rumah menahan beban
Saya tidak memiliki kapasitas memadai untuk mendeskripsikan keterkaitan hal yang satu ini dengan letak ketinggian tangki air di sebuah rumah. Logika sederhana yang ada di pikiran saya adalah semakin tinggi letak posisi tangki air, maka semakin berat beban yang dihasilkan. Jadi, jika kita hendak membuat menara sebagai tempat meletakan tangki air, dibutuhkan struktur fondasi atau bangunan rumah yang lebih kuat dibandingkan tanpa menggunakan menara.
Seandainya anda hendak meletakkan tangki air pada satu lokasi yang cukup tinggi di rumah, namun meragukan kekuatan struktur rumah dalam menahan beban tangki beserta kandungan air di dalamnya, lebih baik gunakan kapasitas tangki air yang lebih kecil. Anda bisa membuat / menyediakan tempat di bawah atau di atas permukaan tanah / lantai rumah untuk meletakkan tangki berkapasitas lebih besar sebagai pendukung ketersediaan air di tangki bagian atas.
Skema pemipaan Satu Tangki Air DYNO TANK
Dari beberapa kasus posisi ketinggian kurang dari 7 meter yang telah dinyatakan di atas, saya menemukan dibutuhkannya teknik pemipaan secara terpisah antara jalur pipa dengan pompa dan jalur pipa tanpa pompa. Karena kecenderungan tujuannya hanya untuk menyalakan water heater, berarti, tidak selalu pemakaian air yang terjadi harus melibatkan nyala pompa air di dalamnya.
Di bawah ini adalah ilustrasi gambar skema pemipaan untuk instalasi satu tangki air DYNO TANK yang diterapkan di dak rumah saya sekarang.
Pada teknik pemipaan ini, saya memasangkan dua unit “check-valve“ (klep satu arah). Satu di bagian keluaran pompa air dan lainnya di bagian yang tanpa pompa air. Cara kerja kedua check-valve ini sangat sederhana, yaitu pada saat air digunakan di salah satu jalur keluaran pipa, maka check-valve di jalur pipa keluaran lainnya akan otomatis menutup. Dengan demikian, kekuatan arus tekanan air yang dihasilkan tidak terpecah.
Skema pemipaan ini bisa diterapkan pada posisi rentang antara ketinggian tangki dengan keran keluaran air dalam rumah di bawah 7 meter. Atau, pada semua kondisi dimana kekuatan tekanan air yang dihasilkan dari tangki air tidak dapat digunakan untuk menyalakan water heater. Dan, memang itu yang menjadi tujuan utama dari dibuatnya model pemipaan seperti ini. Jadi, saat pemakaian water-heater sudah / memang tidak dibutuhkan, aliran listrik pompa dapat dimatikan.
Sebenarnya, bisa saja hanya dengan menggunakan satu pipa untuk jalur keluaran air dari tangki melalui pompa dan langsung di alirkan ke dalam rumah. Saat pompa dalam keadaan mati, air masih bisa mengalir. Namun, kekuatan tekanan air yang dihasilkan sangat lemah.
Perbedaan dibanding aliran air tanpa melalui pompa, kira-kira hampir setengah kekuatan tekanan aliran air yang berkurang. Kelemahan tersebut, mungkin, disebabkan karena posisi ketinggian permukaan tempat pompa diletakkan sama dengan posisi ketinggian tangki air. Selain itu, tingkat kelancaran aliran air yang terlebih dulu masuk ke dalam pompa, memiliki pengaruh cukup besar.
Di jalur pipa yang mengarah masuk dan keluar pompa air, saya memasangkan dua unit “gate-valve” (stopkran). Fungsi utamanya untuk menutup jalur aliran air saat kondisi pompa perlu diperbaiki. Memang, kita tidak pernah tahu kapan waktu terjadinya pompa air memerlukan perbaikan / rusak. Lagipula, tidak ada yang mengharapkan hal seperti itu akan terjadi. Tindakan pemasangan kedua unit gate-valve itu, semata-mata, bertujuan untuk mempermudah seandainya kondisi pompa perlu di perbaiki / diganti.
Teknik pemipaan seperti ini sangat sederhana dan mudah untuk dikerjakan sendiri. Kita hanya perlu berpedoman jalur pipa dari masing-masing keluaran setelah unit check-valve saja. Dengan begitu, pemasangan pipa di kondisi lapangan yang serumit apapun, hasilnya akan tetap sama. Selain sangat mudah dimodifikasi sesuai dengan kondisi di lapangan, teknik pemipaan ini bisa digunakan sebagai dasar pemipaan pada instalasi “lebih dari satu” tangki air.
Seandainya anda berniat mengadopsi teknik pemipaan di atas pada instalasi tangki air di rumah, hal yang perlu di perhatikan hanyalah arah aliran dari check-valve yang terpasang di masing-masing pipa keluaran. Jika terbalik memasangnya, maka air di jalur keluaran tersebut tidak akan mengalir.
Saya telah menerapkan teknik pemipaan ini di dua lokasi dan kondisi berbeda, yaitu : di rumah berlantai satu dan berlantai dua. Posisi tangki dan pompa air berada pada “dak” masing-masing rumah. Di jalur kabel listrik pompa, dipasang saklar tunggal yang letaknya di dekat pintu masuk ke kamar mandi. Sehingga, pompa bisa dikondisikan hanya untuk penggunaan water-heater saja. Pada rumah berlantai dua, pompa hanya difungsikan ketika hendak menggunakan water-heater di kamar mandi lantai kedua saja.
Menara atau Dak Rumah?
Di bawah ini saya sajikan dua gambar ilustrasi peletakkan tangki air DYNO TANK. Pertama diletakkan di menara dan kedua di dak rumah.
Dari kedua gambar, kita bisa langsung mendapat gambar perbandingan untuk merencanakan peletakan tangki air sesuai kondisi yang ada di rumah. Masalah perawatan dan pemeliharaan tangki air terlihat lebih mudah dikerjakan pada tangki yang diletakkan di dak rumah. Tidak dibutuhkan ekstra-keberanian untuk bisa “ber-tengger” dengan tenang di ketinggian seperti di atas menara air saat mengerjakan perawatan dan pemeliharaan tangki.
Keberadaan menara, bisa menjadi pilihan seandainya tidak terdapat “dak” terbuka di bagian atas rumah. Dengan menara setinggi sama dengan ketinggian atap rumah (3 s/d 4 meter dari permukaan tanah) yang dilengkapi pompa untuk memperkuat tekanan air saat dibutuhkan (sebagaimana gambar ilustrasi di atas), dapat lebih mempermudah dalam mengakomodasi pemakaian air sehari-hari di rumah untuk kebutuhan apapun. Konsumsi listrik pompa dapat dibatasi hanya untuk kebutuhan pemakaian air bertekanan tinggi saja. Cara yang sama juga bisa diterapkan pada setiap tangki air yang diletakkan di dak rumah (dengan atau tanpa menara).
Teknik pemipaan untuk memperkuat tekanan air ke jaringan pipa dalam rumah sebagaimana yang telah dideskripsikan di atas, memiliki fleksibilitas yang baik dalam mengakomodasi di kedua kondisi peletakan tangki seperti terlihat di kedua gambar ilustrasi. Dengan demikian, kita bisa lebih leluasa dalam menentukan letak posisi ketinggian tangki sesuai dengan batas keahlian kita untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan tangki secara mandiri.
Fokus dari teknik pemipaan tersebut adalah agar kita bisa mengatur kekuatan keluaran tekanan air dari keran sesuai kebutuhan. Karena, untuk sebagian besar pemakaian air sehari-hari di rumah, nyaris tidak dibutuhkan kekuatan tekanan air yang besar. Kekuatan tekanan air yang tidak besar, lebih mendukung untuk kita bisa menghemat pemakaian air sehari-hari dengan lebih baik secara alami.
Pilihan jenis tangki, pipa dan pompa air
Bagi saya, yang menjadi acuan pilihan dari tangki, pipa dan pompa air adalah mudah diperoleh di pasaran. Harga dan kualitas dari pompa dan tangki air, bisa dikatakan sudah relatif sama antara satu merk dengan lainnya. Kita hanya perlu memerhatikan dan memastikan kondisi fisik barang tidak cacat sebelum di beli.
Sedangkan untuk pipa, saya menggunakan yang berukuran 0,5″ (setengah inci). Ukuran pipa ini, merupakan ukuran yang umum digunakan untuk instalasi jaringan pemipaan di rumah tinggal. Perangkat pemipaan, terutama keran air, juga lebih banyak tersedia dipasaran untuk ukuran pipa 0,5″. Menggunakan ukuran pipa ini akan lebih mudah dalam mendapatkan pengganti perangkat pemipaan yang rusak / bocor.
Pada daerah pemukiman yang dekat dengan pesisir pantai, ada baiknya untuk menggunakan tangki air berbahan “bukan” stainless steel. Demikian juga di area-area yang memiliki air tawar dengan kandungan mineral garam atau tingkat keasaman cukup tinggi.
Pertimbangan saya untuk pemakaian pompa air untuk sumur dangkal (biasanya berdaya hisap maksimum 9 meter) dikarenakan produk tersebut lebih umum dan mudah di peroleh di pasaran. Tidak masalah seandainya anda hendak menggunakan jenis pompa air lainnya yang sekiranya lebih tepat-guna untuk memenuhi kebutuhan tekanan air di rumah anda.
Pipa, baik berbahan besi ataupun PVC, memiliki banyak tingkat kualitas. Saya cenderung menggunakan pipa PVC daripada pipa besi. Seburuk apa pun kualitas produk pipa PVC, tidak akan memengaruhi kualitas air; meskipun kondisi fisik pipa sudah rapuh / kadaluarsa. Selain itu, penerapan sambungan antar pipa PVC tidak membutuhkan “drat” (ulir untuk sambungan). Sehingga lebih mudah di rangkai untuk menjadi “tepat-ukuran” ruang tanpa perlu terlalu memperhitungkan jumlah “drat” sambungan antar pipa.
Jadi…?
Garis besar yang hendak disampaikan dalam pemasangan tangki air di rumah ini adalah bagaimana cara menentukan dan mengkondisikan tangki air agar diperoleh satu keadaan distribusi air yang (mendekati) ideal di rumah.
Anda tidak perlu terpaku pada satu gambar keadaan untuk menjadikan ketiga kondisi (kapasitas tangki, letak ketinggian tangki, struktur bangunan) tersebut ke dalam satu paket. Beberapa alternatif penerapan bisa digunakan untuk menyesuaikan dengan kondisi rumah yang ada saat ini, seperti : membagi satu kapasitas ke dalam dua tangki berbeda atau meletakkan dua tangki di dua lokasi berbeda.
Pada intinya, kita perlu memperhitungkan tujuan yang sebenarnya dari pemasangan tangki air itu sendiri. Kondisi-kondisi yang di deskripsikan di atas, bisa menjadi parameter agar tindakan memasang tangki air tidak berakhir dalam keadaan “asal terpasang” saja. Minimal, keberadaan tangki air bisa diharapkan memberi kesempatan untuk kita memikirkan tindakan yang harus dilakukan ketika pasokan air dari PAM / PDAM terhenti dalam waktu cukup lama.
Semoga bermanfaat!
Bagi anda yang ingin praktis dan tidak ribet,kami bisa bantu untuk menyediakan Tenaga ahli pasang Tandon air.Kami juga menyediakan Tandon air berkwalitas bagus dengan harga murah...mulai kapasitas 650 lt sampai 5200 lt.
DYNO TANK pilihan bijaksana,karena terdiri dari plastik murni dengan 3 lapisan sehingga tebal dan awet.
Untuk pesan/beli produk kami,Silakan Hubungi kami ya
SUMBER
Terimakasih, informasinya sangat bermanfaat. Saya sedang mendalami seputar tangki air / tandon air.
BalasHapusbisa minta TKDN Dyno Tank ??
BalasHapus